Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

perihal usai

1/ Biarlah tua menjemput kita bersemayam di beranda dengan teh hangat di genggaman Kau dan aku, melihat anak-anak tumbuh dewasa dan bercanda tawa Biarlah kita usai dimakan waktu karena kita fana tapi cinta takkan mati karena ia abadi 2/ Ketika kau tersenyum, kulihat kematian di dalamnya sungguh mesra dan indah bercumbu denganku Hidup ini adalah tragedi tetapi bersamamu aku belajar untuk memaknai setidaknya, aku bersyukur karena aku tahu aku tidaklah kehilangan rasa cinta, rasa iba, dan rasa kasih sayang. karena dirimulah, utuh sudah aku. 3/ Maafkan aku, aku tak pandai membuat puisi Te ta pi hidupku ad a la h hidupmu  Sampai jumpa, dirimu aku mencintaimu. ("perihal usai," Mei 2019)

Gayung Menertawaiku

“Lelaki kerempeng yang takut air” dia bergumam. Air mengalir berkata “aku tidak sedingin pikiranmu” Lalu botol-botol yang berjejer di pinggir bak menatapku, tanpa berkata. Sikat dan pasta gigi adalah pilihan pertama, lalu berkumur dan dingin menyapa. Air berbohong, gayung terkikik geli, sementara botol-botol masih menatapku; masabodo. Selesai sudah, aku keluar dengan pakaian yang sama juga handuk yang masih tersampir di bahuku. Serang, 04.45 Pagi