Selamat Ulang Tahun, Widji

Rambutnya Lusuh, pakainnya kumal. Celananya seperti tak mengenal sabun dan setrika. Ia bukan burung merak yang mempesona. Tapi bila penyair ini membaca puisi di tengah buruh dan mahasiswa, aparat memberinya cap sebagai agitator, penghasut. Selebaran, poster, stensilan, dan buletin propaganda yang ia bikin tersebar luas di kalangan buruh dan petani. Kegiatannya mendidik anak-anak kampung dianggap menggerakan kebencian terhadap orde baru. Maka Ia dibungkam. Dilenyapkan.” “ternyata laki-laki cedal itu bernama wiji thukul. Saya terlongong-longong mendengar kata-kata ajaib dari bibirnya. Lugas, sederhana, membalut ide yang sama sekali tidak sederhana.” “sedangkan wiji thukul, boleh dibilang ia artikulasi paling optimum dari suatu imaji ekstrem mengenai gerakan kelas. Tapi kelas yang dalam sejarah kekuasaan Orde barumasih terpencil dan penuh stigma. Wiji Thukul adalah buruh dengan pikiran radikal tapi yang sekaligus juga mampu berpuisi dengan kebebasan, artikulasi, dan daya...