Segala Harap
Kembali ku mengadu pada kenangan yang sengaja kupahat begitu manis dalam pikiran. Setiap gerak dan gerik tubuh kita berdua begitu padu bak sepasang penari mempertunjukan kemampuan terbaiknya. Lalu kubuka ruang dalam hati, tempat kutitipkan rasa yang bergejolak setiap detik kala itu. Terlihat begitu rapi tanpa cela. Tersaji ribuan fragmen tentang dua manusia. Salah satunya begitu kagum dan mencinta. Dalam semilir angin yang menelisik helai rambut, setiap butir pasir yang goyah terpijak tapak, hangat senja memancarkan lembut dari sosok wajah yang begitu familiar, ia tertegun. Bumi sedang membantunya. Kepada angin, rasa dalam dada dihembuskan sehingga dia merasakan sejuk mendamaikan. Dalam butir pasir segala harap dan kesetiaan ditumpahkan menjadikannya tak lagi mampu untuk dihitung. Dan teruntuk senja, maafkan aku, bahkan terang sinar matanya mampu mengalahkanmu. Membuatku berpaling dan lebih menginginkan menatap sorot mata itu selama mungkin, meski malam berhias bintang sekalip...