Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Langit dan Laut

Kamu kenapa kok bisa mencintai Langit?” tanyanya. “Karena Langit itu luas. Aku ingin seluas langit dalam segala hal.” jawabku. “Kamu kenapa kok bisa mencintai Langit?” tanyanya. “Karena Langit itu luas. Aku ingin seluas langit dalam segala hal.” jawabku. “Kalau dengan Laut? Dia kan sama-sama luas dan juga berwarna biru?” tanyanya lagi. “Ya, semenjak aku mengenal Laut, aku juga jatuh cinta…” “Cinta Laut juga? Ah, kamu menduakan Langit, dong.” potongnya. “Ish, bukan. Tunggu aku selesai ngomong dulu. Setelah menyadari akan luas dan birunya Laut, pun aku masih saja dibuat jatuh cinta lagi terhadap Langit. Walaupun Laut terbentang sama luas dengan Langit, seperti tak ada batas diantara keduanya; pun tetap hati ini tidak bisa berpaling dari Langit. Laut biru, karena Langit. Dan hanya Langit yang mampu bersinar lagi walaupun berjam-jam lamanya ia menangis; juga hanya langit yang tidak lupa kembali dengan birunya setelah ditelan hitamnya malam.” ...

Di persimpangan jalan

Saya banyak menemukan orang yang berlawanan “ideologi” dalam meningkatkan produktifitasnya. Ada yang suka “gerak dulu”, jalani saja dulu, soal rencana dan lain-lain belakangan. Ada yang justru mendetail sekali dalam merencanakan, membuat semua harus menjadi mangkus dan sangkil, meminimalisasi kemungkinan-kemungkinan terburuk, dan memaksimalisasi segala keuntungan yang mungkin ada, semua direncanakan dengan matang. Malah ada yang saling ribut karena beda ideologi ini. Yang “gerak dulu” bilang, si “perencana” terlalu lamban, keburu pergi orang. Sebaliknya, si “perencana” bilang terlalu buru-buru dan sembrono kalau asal jalan dulu. Lalu saya menemukan diri saya juga ada di persimpangan itu. Di suatu saat satu sisi pikiran saya merencanakan ide-ide desain besar yang kemudian terlalu banyak sehingga bingung mulai dari mana. Di saat lainnya, satu pikiran saya sudah sangat pragmatis dengan kematangan ide jadi ingin memulai saja dulu. Tapi saya bingung memulainya bagimana, maka saya mere...