Langit dan Laut
Kamu kenapa kok bisa mencintai Langit?” tanyanya. “Karena Langit itu luas. Aku ingin seluas langit dalam segala hal.” jawabku. “Kamu kenapa kok bisa mencintai Langit?” tanyanya. “Karena Langit itu luas. Aku ingin seluas langit dalam segala hal.” jawabku. “Kalau dengan Laut? Dia kan sama-sama luas dan juga berwarna biru?” tanyanya lagi. “Ya, semenjak aku mengenal Laut, aku juga jatuh cinta…” “Cinta Laut juga? Ah, kamu menduakan Langit, dong.” potongnya. “Ish, bukan. Tunggu aku selesai ngomong dulu. Setelah menyadari akan luas dan birunya Laut, pun aku masih saja dibuat jatuh cinta lagi terhadap Langit. Walaupun Laut terbentang sama luas dengan Langit, seperti tak ada batas diantara keduanya; pun tetap hati ini tidak bisa berpaling dari Langit. Laut biru, karena Langit. Dan hanya Langit yang mampu bersinar lagi walaupun berjam-jam lamanya ia menangis; juga hanya langit yang tidak lupa kembali dengan birunya setelah ditelan hitamnya malam.” ...