Di persimpangan jalan
Saya banyak menemukan orang yang berlawanan “ideologi”
dalam meningkatkan produktifitasnya. Ada yang suka “gerak dulu”, jalani saja
dulu, soal rencana dan lain-lain belakangan. Ada yang justru mendetail sekali
dalam merencanakan, membuat semua harus menjadi mangkus dan sangkil,
meminimalisasi kemungkinan-kemungkinan terburuk, dan memaksimalisasi segala
keuntungan yang mungkin ada, semua direncanakan dengan matang. Malah ada yang
saling ribut karena beda ideologi ini. Yang “gerak dulu” bilang, si “perencana”
terlalu lamban, keburu pergi orang. Sebaliknya, si “perencana” bilang terlalu
buru-buru dan sembrono kalau asal jalan dulu.
Lalu saya menemukan diri saya juga ada di
persimpangan itu. Di suatu saat satu sisi pikiran saya merencanakan ide-ide
desain besar yang kemudian terlalu banyak sehingga bingung mulai dari mana. Di
saat lainnya, satu pikiran saya sudah sangat pragmatis dengan kematangan ide
jadi ingin memulai saja dulu. Tapi saya bingung memulainya bagimana, maka saya
merencanakan lagi, kembali lagi ke pikira yang satunya. Pada akhirnya, semua
terlambat.
Saya sedang memikirkan bagaimana mencarikan
lampu merah bagi dua pikiran ini. Saya kepikiran harus punya teman, tapi kadang
teman tak sepikiran. Saya kepikiran sistem tapi sistem butuh perencanaan dan
akan kembali lagi ke persimpangan. Lalu apa?
Tapi saya bersyukur dan senang punya teman yang
punya kedua pikiran ini. Artinya mereka masih punya ruh produktifitas, ruh
tidak mau kalah dalam bekerja. Saya senang dikelilingi orang-orang yang selalu
membuat iri.
Komentar
Posting Komentar