Mereka yang Berlari dan Bertahan

Suatu ketika, kau sedang menaiki sebuah kapal. Mengarungi lautan yang luas. Dengan tujuan yang jelas. Namun, kau dapati, kapal itu ternyata amat bobrok. Layarnya berlubang. Kayunya sudah keropos. Apa yang akan kau lakukan, untuk tetap sampai pada tujuan?

Apakah kau kan memilih untuk terjuan ke laut lepas, dan berenang sampai tujuan?

Terjun ke laut, sesaat memang menyenangkan. Bebas dari tekanan. Merasakan kesegaran air laut. Bebas bermain dengan lumba-lumba.

Seberapa banyak energimu untuk berenang sampai tujuan? Bagaimana perbekalanmu? Bagaimana cara mengatasi dinginnya hawa malam yang tiba-tiba datang?

Kuulangi, masihkah engkau memilih pergi daripada mencoba memperbaiki kapal itu?

Itulah sebabnya. Orang-orang yang lari dari lembaga ini, kau kan dapati: mereka begitu lemah. Tanpa tempat, mereka bukan apa-apa, mereka bukan siapa-siapa.

Waktu selalu berubah. Orang silih berganti. Ada yang datang dan pergi. Ada yang bertahan. Jika bertahan, bisa di tempat yang sama atau tempat instansi berbeda yang berbeda namun tetap dalam satu naungan. Rasa, nostalgia, dan cerita mungkin berbeda. Namun masih berada di tujuan jangka panjang yang sama, sinergis, dan berkelanjutan.

Lembaga ini… Tidak dihuni oleh para malaikat. Lembaga ini berisi orang-orang yang punya banyak kelemahan. Banyak kesalahan. Banyak kekurangan. Tapi, dibalik kekurangan itu, juga masih banyak kebaikan yang mereka miliki.

Pesannya sederhanya: organisasi, juga
berarti proses. Proses menjadi manusia terbaik.

Futur, pergi, kecewa, menjadi musuh lembaga ini, mencaci maki mereka yang tulus berjuang, berpikir bahwa lembaga ini tak murni, tak pernah menjadi jalan yang masuk akal untuk ditempuh.

Ketidaksepakatan, selalu bisa diperbaiki dengan kebaikan. Sebab kita adalah pejuang.

Bekerjalah dengan ikhlas. Nasihatilah dalam kebenaran. Bersabarlah dalam ketaatan.

Betapa sangat percaya, untuk tambah tumbuh sebuah pohon tak hanya didiamkan begitu saja. Harus ada tanah yang subur, curah hujan yang ikut andil mengguyur. Apalagi untuk berbuah, harus ada bongah yang kokoh, dahan yang kukuh, dan juga untuk menjadi seperti itu harus ada proses yang panjang tak sededar panjang angan.

Jangan pernah lari, bahkan memusuhi. Kesendirian hanya akan melemahkan. Dan keberjamaahan akan selalu menguatkan.

Salam Sinergitas, KBM FEB!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pandemi, Organisasi Mahasiswa, dan "Jadwal Molor" Pemira Unsera

Wisuda Drive Thru Unsera; Komersialisasi Pendidikan di Masa Pandemi

Kisah Fajar, Embun dan Senja