Obrolan ; Secangkir Kopi dan Impian


Seperti malam-malam biasanya, aku pasti kesulitan mencari kegiatan malam yang pas ketika liburan kuliah, jadi aku putuskan untuk berjalan-jalan keluar rumah untuk mengunjungi salah satu tempat hanya sekedar untuk 'ngopi' dengan teman-teman dan biasanya dibarengi dengan diskusi-diskusi kecil-kecilan atau sekedar bertukar pengalaman hidup selama kuliah.

Beberapa teman menempuh kuliah di Jawa, sedangkan sebagian lagi menempuh kuliah di Banten saja, kami sepakat dimanapun kami kuliah itu sama sekali tidak memiliki pengaruh, yang berpengaruh adalah bagaimana kita menyesuaikan diri dengan ilmu yang kita dapatkan.

Menginjak usia dua puluh tahun memang bisa terbilang sangat cepat sekali, sampai-sampai aku juga merasa heran karena aku merasa baru saja beberapa waktu lalu kami semua masih anak-anak SMA yang suka bertingkah aneh-aneh di sekolah, sekarang menjelma menjadi mahasiswa-mahasiswa dan kami semua sudah cukup berubah, yang biasanya kerjaannya bahas hal-hal konyol-konyolan, sekarang sudah beralih ke yang lebih serius, kami berdiskusi tentang banyak hal, hidup, budaya, politik, sampai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Yang membuat diskusi kami semakin unik adalah ketika kami sepakat untuk mendiskusikan suatu pokok bahasan tetapi dikaji mendalam menurut konsentrasi kuliah kami, alhasil banyak sekali pendapat-pendapat yang beragam dan biasanya makin asik untuk didiskusikan, kadang juga karena kami tidak menemukan titik tengah untuk menyelesaikan diskusi, biasanya kami mencoba untuk menertawakan apa hal yang kami diskusikan saat itu juga.

Sebagian dari kami memiliki satu pemikiran yang sama, aku dan beberapa teman sepakat ketika lulus kuliah nanti tidak akan menjadi pegawai atau bawahan suatu perusahaan, karena merasa rugi berkuliah mahal-malah hanya untuk menjadi bawahan orang, inj semua mengenai mindset, maka dari itu beberapa dari kami mengambil keputusan setelah lulus nanti akan membangun kafe yang isinya adalah tempat-tempat untuk berdiskusi, berbeda dengan konsep-konsep kafe lainnya.

Aku mengusulkan konsep kafe dipadukan dengan konsep interior perpustakaan biar kelihatan beda dan terlebih lagi karena aku menyukai sastra dan teman-teman setuju. Misi utama dari konsep kafe ini adalah untuk menumbuhkan budaya diskusi dan membaca bagi orang-orang di kota kami.

  Memang ini cuma sekedar konsep, akan tetapi aku berharap suatu saat pasti akan terwujud. Aamiin.

  Aku coba mengakhiri tulisan ini, tulisan ini sekedar untuk mencatat dan sebagai pengingatku di kemudian hari nanti. Teman-temanku sekalian, semoga kita tetap dalam lindungan Allah SWT sehingga kita bisa mewujudkan impian kita. Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pandemi, Organisasi Mahasiswa, dan "Jadwal Molor" Pemira Unsera

Wisuda Drive Thru Unsera; Komersialisasi Pendidikan di Masa Pandemi

Kisah Fajar, Embun dan Senja