Kepada Dinda; yang tengah berjuang menyelesaikan tugas akhir

Aku melihatmu setiap hari membawa berkas, menenteng map plastik berwarna biru nan tebal di tangan mungilmu. Kemarin, hari ini, dua hari yang lalu pemandangannya tetap sama. Langkahmu seolah terburu, entah apa yang ingin kamu tuju. Tanpa toleh kanan-kiri laju mu begitu pasti. 

Dinda, malam ini baru ku ketahui, kamu tengah bergelut dengan tugas akhirmu. Menemui pembimbing kesana-kemari. Wajar saja jika belakangan laman sosialmu seolah hening, kamu tengah sibuk dengan dunia nyatamu. Maafkan aku, karena terlambat mencari tahu. 

Dinda, aku tahu kamu lelah, aku pun tahu kamu membutuhkan sandaran hanya untuk sekedar menambah kekuatan. 

Dinda, fokuslah pada tujuan sarjanamu. Jangan kalah pada godaan yang mencoba menggoyahkan fokusmu. Karena ku dengar hatimu kini tengah rapuh. Bersabarlah. Saat ini yang terjadilah biarlah terjadi. Simpan saja semuanya baik-baik, jaga semuanya dengan rapat. Sebab kamu kuat. 

Aku bisa saja memberimu sekotak susu rasa pisang, atau menemanimu berkeliling kota, apalagi sekedar mengirimimu kalimat penyemangat. Tapi maafkan aku Dinda, karena aku memilih untuk tidak melakukannya. Biarlah ku amati kamu dari kejauhan, biarlah ku do'akan kamu dalam keheningan malam, biarlah ku simpan namamu dalam penjagaan panjang. 

Dinda, semoga lelahmu hilang. Dari aku, yang terus menyemangatimu dalam hening. 

 *Dinda a/ nama samaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pandemi, Organisasi Mahasiswa, dan "Jadwal Molor" Pemira Unsera

Wisuda Drive Thru Unsera; Komersialisasi Pendidikan di Masa Pandemi

Kisah Fajar, Embun dan Senja