Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Wisuda Drive Thru Unsera; Komersialisasi Pendidikan di Masa Pandemi

Gambar
  gambar: hulondalo.id ** “Mahasiswa, kau ingin jadi apa? Pengacara, untuk mempertahankan hokum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepada mereka yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah disekelilingmudan periksa hati nuranimu. Apa kau tak mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda; untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan system yang kejam ini? (Victor Serge, Bolshevik) Pembahasan tentang dunia pendidikan, selalu menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dibicarakan. Mulai dari perbaikan system pendidikan, gonta ganti kurikulum sampai biaya pendidikan yang selalu dikomersialisasi dan semakin susah dijangkau oleh semua orang. Tulisan ini agaknya, hanya berisi curhatan dan refleksi semata, berharap semua orang yang membaca juga merasakannya dan sedikit sadar bahwa pendidik...

Kepada Dinda; yang tengah berjuang menyelesaikan tugas akhir

Aku melihatmu setiap hari membawa berkas, menenteng map plastik berwarna biru nan tebal di tangan mungilmu. Kemarin, hari ini, dua hari yang lalu pemandangannya tetap sama. Langkahmu seolah terburu, entah apa yang ingin kamu tuju. Tanpa toleh kanan-kiri laju mu begitu pasti.  Dinda, malam ini baru ku ketahui, kamu tengah bergelut dengan tugas akhirmu. Menemui pembimbing kesana-kemari. Wajar saja jika belakangan laman sosialmu seolah hening, kamu tengah sibuk dengan dunia nyatamu. Maafkan aku, karena terlambat mencari tahu.  Dinda, aku tahu kamu lelah, aku pun tahu kamu membutuhkan sandaran hanya untuk sekedar menambah kekuatan.  Dinda, fokuslah pada tujuan sarjanamu. Jangan kalah pada godaan yang mencoba menggoyahkan fokusmu. Karena ku dengar hatimu kini tengah rapuh. Bersabarlah. Saat ini yang terjadilah biarlah terjadi. Simpan saja semuanya baik-baik, jaga semuanya dengan rapat. Sebab kamu kuat.  Aku bisa saja memberimu sekotak susu rasa pisang,...

Balada Semester Akhir

"Habis lulus, kau mau kemana?" Tanya seorang sahabat tadi sore. Pertanyaan yang akan sering didapat selain, kapan wisuda dan kapan nikah . Pertanyaan sekarang-sudah-semester-berapa atau sekarang-sudah-tahun-keberapa adalah tanda bahwa dirinya harusnya makin dewasa setiap harinya. Walau yang ia lakukan sekarang adalah terus mencobanya. Terlihat kalimat-kalimat pengharapan dalam kepala orang-orang yang menanyakan hal itu. Pengharapan akan banyak hal, tentang seorang yang berusaha mengerti ia kuliah jurusan ini akan jadi apa. Lalu, aku melihat diriku 1-2 tahun yang akan datang, dan akan berada dimana ia duduk. Di ruangan berpendingin udara, atau ruangan dengan ventilasi besar dan banyak bangku, atau ruangan dengan isi karya-karya milik sendiri. Karena hidup adalah perihal memilih, maka ini adalah yang tersulit. Semoga Tuhan mudahkan ya, mulut ini untuk mengucap syukur atas apapun nanti jadinya diri ini kedepannya. Yang jelas, pasti lebih baik.

Hegemoni Pembangunan RCH; Gedung Baru yang Konon Berstandar Internasional

Gambar
Berdiri megah bak  Harvard University,  saat ini Universitas Serang Raya (Unsera) telah merampungkan pembangunan gedung C yang bernama  Rachmatoellah Centre Hall  (RCH). Gedung yang "konon" berstandar Internasional ini diharapkan mampu mendongkrak animo masyarakat (calon mahasiswa) untuk studi lanjut di kampus ini. Menjadi hal yang  paradoks , laju pembangunan kampus kian menjauh meninggalkan marwahnya sebagai lembaga pendidikan, cara membangun kampus tidak jauh beda dengan cara negara memaknai pembangunan, tolak ukurnya sama yakni infrastruktur, dengan tujuan agar lebih banyak menarik investor dan cocok untuk permintaan pasar. Corak pembangunan yang seperti ini tentu tidak terlepas dari sistem ekonomi yang dijalankan,  kapitalisme . Maka konsekuensinya adalah segalah hal yang tidak menguntungkan sistem akan dibabat habis, maka segalah cara digunakan mulai yang paling halus melalui aparatus ideologi sampai yang paling kasar menggunakan aparatus r...

Hantu Ancaman Akademik terhadap Mahasiswa

Gambar
gambar: remottivi "Saya bermimpi, di masa depan, kampus bisa mendapatkan mimbarnya kembali dan para mahasiswanya menganggap bahwa kebebasan mimbar adalah sesuatu yang fundamental bagi kehidupannya di dalam kampus." (Soe Hok Gie) Sebuah kalimat di atas merupakan cita-cita luhur dari seorang tokoh gerakan mahasiswa, yang masih dikenang sampai saat ini. Cita-cita luhurnya masih menjadi sebuah harapan sampai saat ini. Ya, hari ini, kita belum dapat mewujudkan harapan tersebut. Hal ini juga terjadi di kampus saya, kampus swasta yang konon merupakan salah satu kampus berstandar internasional yang berada di Provinsi Banten. Ya, meskipun sanksi drop out tidak sampai terjadi, namun hal yang seharusnya tida dilakukan justru terjadi di kampus saya ini. Ya, di kampus yang seharusnya menjunjung tinggi asas kebebasan berpikir kepada mahasiswanya, justru di intervensi dan dibatasi.  Pada Rabu tertanggal 12 Mei 2020, dikejutkan dengan sebuah kabar ada salah satu mahasi...

Untukmu Birokrasi Unsera yang Terhormat; Jangan Bebal dan Tuli

Salam hormat; Birokrasi dan pemangku kebijakan Unsera Surat ini  ditulis bukan untuk memperkeruh keadaan terhadap situasi yang kita hadapi saat ini, yang masih sama-sama berjuang di tengah pandemi Covid-19. Mari sejenak kita berdo’a semoga musibah ini segera  berlalu sehingga  dapat beraktifitas seperti sedia kala. Bahu-membahu  meringankan  beban  dan  saling  membantu  sesuai kemampuan masing-masing adalah kewajiban kita semua. Sampai saat ini kami telah mengikuti aturan kampus dengan baik. Perkuliahan kami ikuti, pembayaran tiap semester juga kami tunaikan, aturan dan imbauan akademik maupun non-akademik juga kami patuhi. Namun, dengan merebaknya pandemic Covid-19 diseluruh penjuru negeri ini membuat dunia pendidikan dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi global saat ini. Melalui tulisan ini, saya sampaikan dengan hormat kepada bapak Rektor, bagaimana dengan hak-hak kami yang semestinya kami dapatkan seperti kami melakukan keg...

KAMPUS MEGAH TANPA MASJID

Gambar
Saya masih ingat ketika mengikuti kegiatan ospek tahun 2016 lalu. Kegiatan yang disebut Program Pengenalan Studi Tata Tertib dan Kegiatan Kampus (P2STRATEGIK). Kala itu Rektor menyanjung kami sebagai putra-putri terbaik bangsa, yang datang dari berbagai pelosok Nusantara, kelak akan memajukan Indonesia. “UNSERA adalah miniatur Indonesia,” tegasnya dalam sambutan tersebut. Sambutan tersebut memuat janji, dan teringat hingga kini. Tempat beribadah yang aman dan nyaman tentunya menjadi keinginan terbesar bagi setiap pemeluk agama di manapun berada, terlebih di dalam kampus yang kerap disebut “miniature negara” seperti yang sering dilontarkan oleh mahasiswa bahkan rektor sekalipun. Sehingga, sudah semestinya nilai kebhinekaan perlu diterapkan guna mengurangi rasa perbedaan yang tiada hentinya membentang bak tembok penghalang. Bicara soal tempat ibadah di perguruan tinggi, hampir setiap kampus memiliki bangunan masjid dan setiap fakultasnya memiliki mushola, karena pergu...

Krisis Global, Omnibuslaw dan Gagapnya Pemerintah dalam Menangani Covid-19

      Umat manusia tengah dilanda sebuah kriris global. Boleh jadi ini adalah krisis terbesar yang pernah dihadapi oleh generasi kita. Untuk mengatasi krisis ini, tentu butuh langkah-langkah cepat nan taktis serta meyakinkan agar keadaan tidak semakin memburuk. Tindakan progressif untuk jangka panjang juga harus segera diambil namun tetap harus disertai dengan riset yang mendalam untuk mencegah ketimpangan. Adalah virus corona atau yang dikenal dengan Covid-19, sebab krisis ini terjadi. Virus ini muncul pertama kali di Kota Wuhan China dan langsung menyebar luas ke segala penjuru dunia. Berdasarkan data yang dihimpun oleh  Worrldometer,  per 29 Maret (saat tulisan ini ditulis), ada sebanyak 678,910 kasus positif corona yang terjadi di 199 negara. Data ini menunjukan betapa mudahnya virus corona menular dari satu manusia ke manusia lain. Meskipun begitu, kabar baiknya adalah, walaupun virus corona banyak memakan korban jiwa, namun angka orang ...

Kontemplasi di Semester Senja

Kalaupun Einstein tidak pernah menemukan hukum relativitas, waktu akan berjalan seperti biasa dan sama esensialnya. Dalam hukum relativitas, waktu memang tidak secara langsung dituliskan dalam formula tersebut. Namun, andil waktu dalam substansi formula itu benar-benar penting. Perjalanan hidup saya selalu paralel dengan berjalannya waktu. Saya mengisi ruang dan waktu yang membawa saya pergi ke tempat lain. Dalam pemikiran sadar saya, tak pernah saya terlalu berpikir terlalu dalam akan mencapai tahap sejauh ini dalam hidup: menentukan arah. Mengingat kembali saat saya pertama kali bermimpi menjadi mahasiswa, saya masih terlalu polos. Memasuki salah satu kampus yang menurut banyak orang kampus ini merupakan kampus yang dijuluki kampus aquarium yang dimana bangunannya berisikan kaca . Layaknya seperti anak ingusan yang duduk di akhir masa sekolah, saya pun tak banyak berpikir untuk tidak belajar di tempat ini. Puji syukur, Tuhan punya cara untuk memberi jalan kepada hamba-Nya. Saya ...