Memangnya kalau kamu menulis, siapa yang akan membaca?"


"Memangnya kalau kamu menulis, siapa yang akan membaca?"

Ya. Sekalipun tidak ada, aku masih mampu membaca. Akan aku baca kembali, lalu aku menyadari sebanyak apa aku telah berubah dikemudian hari.

Ini membuatku kembali membongkar kotak kenangan. Yang diantaranya banyak tulisan-tulisan lapuk dan usang. Pandai sekali untuk menertawakan diri sendiri, hanya karena tulisan lama. Bukan karena tulisan humor, tapi tulisan itu sudah menjadi lelucon untuk ditertawakan sendiri.

"Tulisan adalah sebagian hidup yang kita jalani. Diantara kata-kata yang terangkai, disitulah tersisipkan dirimu diusia pada masanya."

Suka atau tidak, disadari atau tidak. Tulisan merangkum jejak hidup dan perkembangan kedewasaan. Dari kemampuan menulis, merangkai menyusun kata, dan berimajinasi. Bahkan merekam perubahan-perubahan watak yang bisa disajikan lewat tulisan tangan.

Tertawa saat sekarang ini kembali membaca tulisan lama, yang dituangkan secara lugu. Bahkan bisa timbul rasa aneh, ketika diusia yang dulu pernah berimajinasi luas; yang sekarang ini benar-benar nyata dijalani.

Terimakasih, pada tulisan-tulisan usang. Dengan sampai saat ini, aku tahu sejauh mana perubahan itu ada, dan nyata.

Serang, 31 Maret 2017 - Selepas penat, di akhir bulan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pandemi, Organisasi Mahasiswa, dan "Jadwal Molor" Pemira Unsera

Wisuda Drive Thru Unsera; Komersialisasi Pendidikan di Masa Pandemi

Kisah Fajar, Embun dan Senja